Senin, 03 Desember 2018

Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar Saat Ini Dan Pengaruhnya Terhadap Perdagangan Internasional


Rupiah mengalami tekanan dan melemah terhadap mata uang dolar sejak awal tahun 2018. Kondisi tersebut banyak disebut oleh para pakar ekonomi lebih sebagai pengaruh eksternal dibandingkan fundamental dalam negeri, meskipun ada sebagian pakar ekonomi juga yang menyatakan sebaliknya. Kondisi yang terjadi terhadap rupiah diyakini disebabkan karena membaiknya perekonomian Amerika yang ditandai oleh peningkatan investasi, konsumsi, dan lapangan kerja di sana. 


Namun, ada pula yang berpendapat bahwa selain faktor membaiknya ekonomi Amerika, juga karena adanya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika yang diperkirakan sebanyak 3 hingga 4 kali dalam setahun ini. Bank Indonesia (BI) meyakini Indonesia akan berhasil melewati tekanan ini dengan baik, karena mempunyai perekonomian yang tetap tumbuh berkesinambungan dan stabil. 


Kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari data realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Triwulan IV-2017, serta pertumbuhan PDB Triwulan I - 2018 sebesar 5,06 persen (yoy), yang tetap stabil, kuat, dengan struktur ekonomi yang lebih baik. Terlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan terdepresiasinya rupiah terhadap dolar Amerika, Indonesia saat ini sedang menghadapi (potensi) masalah ekonomi akibat efek lanjutan pelemahan tersebut. 


Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan, defisit transaksi berjalan Triwulan I - 2018 mencapai 2,29% PDB. Pelebaran terutama dipengaruhi kenaikan impor yang cukup tinggi. Sampai akhir 2018 diproyeksikan, defisit transaksi berjalan masih akan ada di level aman, sekitar 2% PDB. 


Sedangkan proyeksi BI sebesar 2,2% – 2,3% dari PDB. Sedangkan, data versi Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) hingga April 2018 menunjukkan, nilai impor tumbuh 10,88% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor yang 2,03% (year over year).

Kurs atau nilai tukar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh faktor penawaran dan permintaan (supply-demand). Sehingga apabila permintaan atas suatu mata uang meningkat dan tidak dibarengi oleh penawarannya, maka dipastikan terjadi kenaikan nilai tukar atas mata uang tersebut dan vise versaApa yang terjadi terhadap rupiah saat ini, kurang lebih tidak berbeda jauh dengan gambaran umum tersebut. Mengapa demikian, karena neraca transaksi berjalan di mana termasuk neraca perdagangan di dalamnya dan bagian dari neraca pembayaran, sudah terindikasi tidak sehat (defisit) sejak kuartal akhir 2011. 

Hal yang menjadi perhatian dalam fenomena pelemahan rupiah ini adalah lebih terhadap pengaruhnya kepada kinerja ekspor. Karena secara teori, pelemahan nilai tukar akan menjadikan bertambah tingginya biaya impor, karena semakin mahalnya harga barang yang diimpor bila dikonversikan ke mata uang lokal. Namun, tidak demikian dengan ekspor, seharusnya merosotnya nilai tukar mata uang membuat komoditas ekspor terlihat lebih seksi karena menjadi lebih murah menurut negara pengimpor. Selain itu, eksportir akan menikmati profit yang lebih tinggi karena transaksi dilakukan dalam valuta asing.

Namun, apakah demikian yang terjadi? Kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika versi BI melemah 4.39% secara akumulasi 4 bulan berturut-turut (Feb – Mei 2018), setelah sebelumnya menguat 1.30% di Januari 2018. Sedangkan release BPS Triwulan I - 2018 menunjukkan bahwa neraca perdagangan hanya surplus US$ 282 juta, karena harus mengalami defisit di 2 bulan pertama. Bila berkaca pada teori, maka pelemahan yang terjadi sejak awal tahun ini seharusnya tidak membuat neraca perdagangan melempem di 2 bulan awal, dan mampu mengerek performa ekspor pada bulan-bulan berikutnya. 


Fakta di atas menunjukkan bahwa pelemahan yang terjadi sejak awal tahun malah direspons dengan pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekspor pada Januari dan Februari yang mengakibatkan defisit neraca perdagangan sebesar US$ -756 juta dan 

US$ -52,9 juta. Data DJBC menunjukkan bahwa ekspor Indonesia yang didominasi ekspor nonmigas sebesar 90%, hingga April 2018 hanya mencatat pertumbuhan 2,03% saja dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Kinerja ekspor non migas sebenarnya sudah dikuasai oleh sektor manufaktur sekitar 75% dibanding sektor komoditas yang 23%. Namun, pertumbuhan sektor manufaktur hanya 6,36% bahkan sektor komoditas tumbuh negatif -11,55%


Sehingga, apabila dilihat fakta kinerja ekspor tersebut, jelas terlihat bahwa faktor pelemahan rupiah tidak serta merta mendorong performa ekspor Indonesia. Pertanyaan besar ada di sektor komoditas yang seharusnya bisa tumbuh luar biasa mengingat proses produksi yang tidak begitu kompleks. Tapi, apa daya malah komoditas sekelas batubara menjadi top loser di sektor ini, pun demikian dengan sektor manufaktur yang hanya mampu tumbuh 1 digit



Hal serupa juga dialami oleh andalan ekspor Indonesia lainnya yaitu kelapa sawit. Setelah sempat mengalami booming harga di awal 2017, kini primadona Indonesia tersebut masih mengalami lesu harga dengan kisaran US$ 600-700 per metrik tonnya. Masalah bertambah dengan pemberian bea masuk tambahan dari negara tujuan ekspor CPO (India) yang mengakibatkan harga CPO Indonesia menjadi kurang kompetitif



Bagaimana dengan sektor manufaktur yang merupakan kontributor terbesar ekspor Indonesia? Meskipun dalam beberapa tahun terakhir nilai sektor manufaktur dua kali lebih besar dibandingkan sektor komoditas, namun kinerjanya masih fluktuatif sehingga tercermin bahwa fondasi industri manufaktur Indonesia belum kuat. Fondasi yang belum kuat tersebut bisa jadi disebabkan industri manufaktur Indonesia yang belum tinggi nilai tambahnya. Hal itu terindikasi dari 5 produk manufaktur terpopuler yang rata-rata masih merupakan olahan komoditas primer seperti besi dan baja dasar, barang plastik (pengemasan), logam dasar mulia, bubur kertas (pulp), dan mesin untuk keperluan umum



Indonesia belum mempunyai industri yang mampu menghasilkan produk yang dapat melayani kebutuhan industri dalam negeri. Hampir sebagian besar kebutuhan operasional industri dalam negeri masih tergantung pasokan dari luar negeri. Data impor DJBC hingga Mei 2018 menunjukkan bahwa impor bahan baku dan penolong masih mendominasi kinerja impor hampir 70%. Sektor industri pengolahan merajai impor bahan baku penolong dengan porsi 88,67%, di mana impor tertinggi dilakukan atas produk logam dasar, komputer, barang elektronik dan optik, serta bahan kimia dan barang dari bahan kimia.



Di satu sisi menonjolnya impor bahan baku dan penolong mengindikasikan kegiatan industri yang masih menggeliat sehingga sedikit menghibur atas isu deindustrialisasi yang terjadi negeri ini. Ditambah lagi impor barang modal yang sekarang merangsek di urutan ke-2 di atas barang konsumsi, yang (mungkin) menjadi sinyal bergeraknya industrialisasi. Namun, di sisi lain hal itu memperlihatkan adanya ketergantungan industri manufaktur Indonesia atas pasokan bahan baku penolongnya dari luar negeri, dengan kata lain belum bisa mandiri menyediakan supply bagi kebutuhan industrinya sendiri.



Tentunya hilirisasi produksi atau industri menjadi hal yang penting dalam mengatasi ketergantungan di atas. Karena dengan hilirisasi, ketersediaan bahan baku dan penolong, barang setengah jadi, hingga barang modal akan dapat dipenuhi di dalam negeri sehingga tidak akan terjadi gejolak saat mata uang melemah ataupun gejolak ekonomi global. 



Indonesia tidak perlu malu mencontoh Vietnam yang mampu memvariasikan hasil industrinya sehingga mampu menjadi motor ekonomi nasional di saat lesunya ekonomi dunia, sehingga kinerja ekspornya mampu berkontribusi hingga 90%, bandingkan dengan kinerja ekspor kita yang hanya mampu menyumbang sekitar 25% saja. Meskipun memang ekspor tidak harus hingga 90% seperti Vietnam, karena ketergantungan terhadap ekspor juga dapat meningkatkan risk eksposureatas volatilas pasar global (ingat krisis keuangan global 2008/2009).



Sebenarnya pemerintah telah menyediakan kemudahan fiskal maupun prosedural bagi industri guna meningkatkan produksinya, utamanya untuk kepentingan ekspor. Sayangnya, para eksportir atau dunia usaha masih banyak yang belum bernafsu memanfaatkan fasilitas ini. Data yang diambil sejak 2014 menunjukkan bahwa ekspor Indonesia lebih banyak dilakukan oleh eksportir yang tidak menggunakan fasilitas. Namun demikian pertumbuhan ekspor yang menggunakan fasilitas lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan fasilitas, di mana pada 2017 masing-masing adalah 43,61% dan 3,58%



Pertanyaan yang muncul, mengapa masih banyak industri yang tidak berhasrat untuk memanfaatkan fasilitas itu? Ketergantungan atas dolar Amerika sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional bisa jadi salah satu penyebab juga. Permintaan atas dolar untuk kepentingan impor tidak dibarengi oleh suplai mata uang tersebut dari sisi ekspor. 



Destinasi ekspor Indonesia saat ini adalah tertinggi ke Tiongkok dengan porsi 15% hingga April 2018 disusul Jepang dan Amerika masing-masing 11,2% dan 10,7%. Dari komposisi tujuan ekspor itu, sebenarnya Indonesia dapat mengusahakan untuk melakukan perdagangan internasional dengan menggunakan mata uang selain dolar Amerika, seperti Renmimbi Tiongkok atau Yen Jepang, misalnya. Apalagi Tiongkok telah melakukan perjanjian currency swap dengan Indonesia pada 2009, berupa penempatan 100 miliar Renmimbi di Bank Indonesia. 



Pemerintah memang dituntut harus bekerja lebih keras untuk mengatasi permasalahan ekspor ini. Hilirisasi industri bisa menjadi jalan keluar untuk menguatkan fundamental ekspor, meskipun tidak bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Fasilitas fiskal maupun prosedural bagi industri dalam negeri menjadi salah satu pilihan mempercepat proses itu. Bila saat ini fasilitas tersebut hanya diberikan kepada industri yang berorientasi ekspor, maka perlu dipikirkan kembali fasilitas apa yang dapat diberikan bagi industri yang memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama industri yang menyediakan kebutuhan bahan baku penolong maupun barang modal



Diversifikasi penggunaan mata uang dalam perdagangan internasional juga tak kalah penting, bahkan sepertinya dapat menjadi opsi jangka pendek mengatasi permasalahan ekspor. Melalui perjanjian currency swap dengan mitra dagang seperti Jepang atau Tiongkok seharusnya dapat mengurangi ketergantungan mata uang dolar Amerika sehingga tekanan pada rupiah dapat berkurang. Karena, kalau semua transaksi perdagangan harus selalu menggunakan mata uang dolar Amerika maka bisa jadi suatu hari nanti impor akan dibayar dengan menggunakan "yen", yaitu "yen ono duite".








Minggu, 18 November 2018

Biografi Ibu Susi Pudjiastuti Membuat Usaha Dari Nol



Kisah Biografi Ibu Susi Pudjiastuti Yang Memiliki Usaha Dari Nol

Susi Pudjiastuti

Perempuan kelahiran 1965 yang sekarang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI di bawah Presiden Jokowi ini adalah seorang pengusaha yang terkenal tegas. Ia merintis bisnisnya di bidang perikanan dan kemudian maskapai penerbangan dari nol.
Setelah memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA, ia memulai usahanya sebagai pedagang pakaian dan bed cover. Setelah melihat potensi wilayah tempat tinggalnya, Pangandaran, sebagai penghasil ikan, Susi lantas memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dan beralih ke usaha perikanan.
Dengan modal hanya Rp.750 ribu hasil dari menjual perhiasannya, ia mulai membeli ikan dari tempat pelelangan dan memasarkannya ke sejumlah restoran. Setelah sempat tersendat, bisnis Susi akhirnya berhasil menguasai bursa pelelangan ikan di Pangandaran dan bahkan kemudian merambah ke ekspor ikan dan lobster.
Bisnis maskapai penerbangannya juga berawal dari bisnis perikanan tersebut. Untuk mengatasi masalah pengiriman ikan yang lambat apabila lewat darat atau laut, Susi membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank untuk pengangkutan produk lautnya, yang kemudian berkembang menjadi armada maskapai penerbangan Susi Air yang melayani rute pedalaman dan carter.

10 Soal Pilihan Ganda Untuk Materi Ketujuh (M7)

10 Soal pilihan ganda untuk materi ketujuh (M7) 

1. Yang bukan termasuk kedalam kategori sisitem intelijen bisnis global adalah
   a. Kondisi Umum
   b.Informasi
* c.Usaha

2. Ada berapa macam dalam mendefinisikan masalah dan tujuan riset ?
* a. 3
   b. 4
   c. 1

3. Berikut ini yang termasuk dalam perusahaan riset dunia yaitu ...
   a. Nestle
* b. GfK AG
   c. Persero

4. Sumber data ada 2 macam yaitu sumber data ... dan sumber data sekunder.
   a. Jawaban b dan c benar
   b. Tersier
* c. Primer

5. Yang termasuk dalam riset pemasaran yang baik adalah
* a. Bersifat skeptis
   b. Asosiasi
   c. Survei

6. Pendekatan riset terdiri 3 macam, yaitu ...
   a. Ilmiah, kreatif, etis
   b. Riset eksploratif, riset deskriptif, riset kausal
* c. Observasi, survei, experimen

7. Riset pemasaran adalah
   a. Menilai informasi yang dibutuhkan manajer, membangun informasi yang dibutuhkan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan tepat waktu
* b. Suatu rancangan yang sistematis, koleksi, analisis dan laporan data dari temuan yang relevan terhadap    situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan
   c. Seperangkat prosedur yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran

8. 1. Persaingan
    2. Riset pemasaran
    3. Data sekunder
    4. Data internal perusahaan
Yang termasuk kedalam bagian informasi adalah
   a. 1 dan 2
   b. 3 dan 2
* c. 2 dan 4

9. Dibawah ini yang merupakan bagian pendekatan riset pada sumber data primer adalah
* a. Observasi
   b. Telepon
   c. Prosedur sampling

10. Proses riset pemasaran ada 5 macam, salah satunya yaitu ...
   a. Menggambarkan hubungan model dengan data
* b. Menganalisis informasi
   c. Menghasilkan nilai informasi









Sabtu, 13 Oktober 2018

Jurnal yang berkaitan dengan Pemasaran Internasional

3 JURNAL YANG BERKAITAN DENGAN PEMASARAN INTERNASIONAL

Berikut ini merupakan 3 jurnal yang berkaitan dengan pemasaran internasional/global yaitu :

NO.                    NAMA JUDUL           
                                       
1. Upaya Pengembangan E-Business Dalam Pemasaran Produk Secara Internasional (Studi Pada Akademi Bisnis Online Indonesia Surabaya).

2. Penerapan Standardisasi Dan Adaptasi Sebagai Upaya Pengembangan Strategi Produk Pada Pemasaran Internasional.

3. Pengaruh Lintas Budaya Pada Pemasaran Internasional Dengan Pendekatan Perilaku Konsumen.

NO.           HASIL & PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan proses pengembangan e-business dalam pemasaran produk secara internasional yang dilakukan oleh Akademi Bisnis Online Surabaya.

2. Upaya para pemasar dalam memasarkan barang dan jasa agar unggul dalam bersaing maka para pemasar harus mempunyai strategi produk yang bisa diterima oleh konsumen  dan pemikiran yang berbeda.

3. Ide konseptual ini menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi di berbagai wilayah dari perilaku konsumen juga dapat melalui organisasi internasional untuk menerapkan strategi pemasaran.




DAFTAR PUSTAKA :

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/917 (Jurnal nomor 1)

https://www.online-journal.unja.ac.id/index.php/mankeu/article/view/1842 (Jurnal nomor 2)

http://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jrm/article/view/28 (Jurnal nomor 3)

Kamis, 11 Oktober 2018

Artikel Pemasaran Global

Sejarah Pemasaran Global
Pada tahun 1980an, terjadinya dekade pertama saat perusahan domestik seluruh dunia harus mulai berpikir secara global. Waktu dan jarak menyusut dengan cepat sejalan dengan arus komunikasi, transportasi dan finansial lebih cepat. Produk yang hanya dikembangkan pada satu Negara mendapat sambutan yang antusias dari Negara lain.

Baberapa perusahaan telah melakukan pemasaran internasional selama beberapa dekade sebagai contoh nestle,shell, bayer, Toshiba dan perusahaan multinasional lainnya  dikenal oleh sebagian besar konsumen didunia. Tetapi persaingan global saat ini semakin intensif dan perusahaan yang tidak pernah berpikir akan bersaing dengan perusahaan lainya dari luar negeri seketika akan mendapatkan pesaing dari luar negeri didepan mereka.

Berita utama surat kabar harian melaporkan kementrian pertahanan jepang atas produsen Amerika dalam komputer elektronik, sepeda motor, mesin foto kopi, kamera dan arloji. Keuntungan impor jepang, jerman, swedia, korea tentang serangan perusahaan perancis Bies terhadap gillerie mengenai keuntungan dipasar kopi dan permen. Mengenai bagian kerugian sepatu dan tekstil terhadap barang impor dunia ketiga. 

Nama-nama seperti Sony, Honda, nestle, Mercedes benz dan Volkswagen merupakan kata kata yang terkenal luas banyak perusahaan yang diperkirakan amerika benar-benar perusahaan asing. Perusahaan amerika mengeluh kepada perusahaan asing sedang membeli amerika. Pembelian tanah oreng jepang di hawai, pembelian Rockefeller center oleh jepang. Arab membeli gedung perkantoran Manhattan dan sebuah tawaran dari syiah Saudi untuk memebeli Alamo bagi putranya.

Walaupun ada inovasi asing yang dibendung melalui perundang-undangan  yang protektif, roteksi dalam jangka panjang hanya meningkatkan biaya hidup melindungi perusahaan domestik yang tidak efisien. Jawaban yang tepat yaitu perusahaan harus belajar bagaimana cara memasuki pasar luar negeri dan meningkatkan daya saing global mereka.

Tiap pemerintah menjalankan program promosi ekspor, yang isinya membujuk perusahaan local untuk mengekspor. Denmark membayar lebih separuh gaji konsultan pemasaran yang membantu perusahaan Denmark kecil dan menengah untuk melakukan ekspor. Banyak Negara yang bertindak lebih melakukannya untuk subsidi terhadap perusahaan yang mau melakukan ekspor. Sehingga dapat membebankan harga yang lebih rendah daripada pesaing asing.

Semakin lamban perusahaan mengambil langkah ke internasional maka akan semakin besar resiko mereka terhalang kepasar yang bertumbuh di eropa barat, eropa timur dan lainnya. Saat ini negara anggota pasar bersama eropa membuka hambatan arus barang, jasa, uang dan orang dari mereka melakukan deregulasi bisnis. Peluang baru terbuka di negara bagian eropa timur karena berjuang untuk mengubah perekonomian negara terpimpin menjadi perekonomian yang digerakkan pasar.

Pengertian pemasaran global
Pemasaran global adalah proses menfokuskan sumber daya (manusia, uang, aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan menanggapi ancaman pasar global. berikut ada Dimensi-dimensi utama dalam pemasaran global:
  1. Lingkungan pemasaran global
  2. Segmentasi pasar global
  3. Pemasaran dengan sasaran global
  4. Merumuskan strategi dan rencana pemasaran global
  5. Bauran pemasaran global
  6. Mengelola dan memimpin usaha pemasaran global
Pemasaran yang sukses yang bergantung pada seberapa kuat hal itu bertumpu pada hal-hal yang fundamental. Tetapi bukan berarti semua prinsip marketing adalah sama, memang skenario pemasaran yang berbeda membutuhkan taktik yang berbeda pula. 

Mengetahui perbedaan ini sama juga mengetahui perbedaan antara sukses dan kegagalan.
Salah satu dari yang menonjol dari pemasaran “global marketing”.  Menjual produk ke luar negeri membutuhkan perspektif yang berbeda daripada yang digunakan untuk bisnis yang di pasarkan untuk pasar domestik.

Berikut ini beberapa kunci penting dan trend yang harus dipertimbangkan sewaktu melakukan “global marketing”:

1. Perbedaan pada konteksnya
Perbedaan utama antara pasar luar negeri dan domestik terletak pada konteks bagaimana pemasaran dilakukan. Perbedaan pada hal kultur, hukum, komunikasi dan ekonomi semua ini menyebabkan tantangan dalam memformulasikan strategi pemasaran.

2. Kebudayaan
Pemasaran di dalam negeri umumnya sudah mengenal kultur (culture) setempat. Tentunya kita sudah mengenal sesama bangsa kita Indonesia, tetapi pasar luar negeri sangat berbeda kebudayaannya dengan kebudayaan kita. Ini adalah tugas para pemasar untuk mencari tahu perbedaannya dari pasar yang dituju termasuk perilaku konsumennya. 

Misalnya di Amerika kita bisa membuat lelucon tentang mertua. Namun di Jepang hal ini tidak diperkenankan, karena ibu mertua sangat dihormati dan respek ditujukan kepada para lansia.

Kampanye ke seluruh dunia akan sangat efektif dan merupakan salah satu strategi yang diperlukan bagi perusahaan internasional, tetapi bila dikemas dengan sensitivitas budaya lokal yang kuat, setidaknya hal tersebut yang dikatakan oleh beberapa eksekutif marketing dalam sebuah panel diskusi pada hari rabu(27/9) di AdWeek

AdWeek merupakan koran mingguan yang dimiliki oleh VNU Business Publications, USA, inc. AdWeek mengulas berita dunia periklanan baik global, nasional maupun lokal. Dalam sebuah sesi diskusi”Kampanye Global, Mitos atau Keajaiban?” Rob Stagno (General Manajer Microsoft), Diego Scotti (Vice President Global Advertising), Chris Goodman (Advertising Manajer Accenture) dan Jim Speros (Chief Marketing Officer Ernest & Young) yang memberikan opini-opini mereka mengenai apa yang harus dilakukan dan tidak dalam pemasaran global. 

Para panelis mendiskusikan mekanisme untuk memastikan pesan dari tiap produk didistribusikan secara konsinten ke seluruh penjuru dunia. Sebagai contoh Ernest & Young memiliki dewan pemasaran global yang terdiri dari 20 pakar pemasaran dari berbagai negara yang bertemu secara reguler. Permasalahan terjadi ketika budaya lokal tidak dianggap sebagai sesuatu yang berpengaruh dalam mengiklankan sesuatu. Para eksekutif tertipu oleh kesalahan terbesar mereka karena Iklan kartu kredit American Express misalnya menayangkan Tiger Woods bermain di saat hujan menunjukkan kegigihannya telah sukses di Amerika Serikat.

Namun gagal total di Amerika Latin dan Italia dimana orang tak mengerti kenapa Tiger Wood ingin bermain di cuaca buruk. Contoh lain yaitu sebuah iklan Microsoft menampilkan gambar seorang pria dengan kepala dinosaurus sehingga tidak ditanggapi di Jepang karena mirip dengan Godzilla. Hal yang sama juga tidak berlaku di Thailand dimana membandingkan hewan dengan manusia adalah sesuatu yang tabu.

Para eksekutif menyadari  hal tersebut dan masih menunggu bagi tiap perusahaan untuk berintegrasi serta mengatakan bahwa sebuah”modal” tidak terlalu efisien untuk menciptakan pemahaman yang konsisten di seluruh dunia. Namun peningkatan pemakaian internet di sisi lain memudahkan untuk menciptakan kampanye secara global. 

Dengan pesatnya arus informasi yang sekarang ini, membuat teknologi dapat dibuat tidak berdasarkan lokasi. Speros mengatakan ” Apa yang menjadi konten lokal sekarang ini bisa menjadi konsumerisme dunia dan tidak bergantung secara geografis ". Kemungkinan tersebut sangat nyata terlihat. Hubungan kultur dengan perilaku sering mengaitkan pada masalah etnosentris.

Membicarakan tentang perusahaan yang memakai pola dan orientasi etnosentris dalam pemasaran global. Orientasi etnosentris memang bukan selalu akan berdampak negatif.
Di dalam berbagai praktek bisnis dunia, untuk produk tertentu khususnya produk yang khas dan masih dianggap &Idquo, canggih, &rdquo melalui operasional perusahaan bisa berhasil dan dapat membawa pengetahuan yang baru bagi pasar dan masyarakat di negara tujuan.

Namun perlu dipahami pada umumnya mereka secara terbatas memberikan pengetahuan dan pengalamannya bagi konsumen dan sumber daya manusia lokal. Mereka justru sering memanfaatkan kebijakan dan kelemahan lokal yang ada di negara tujuan bila menguntungkan mereka. 

Perusahaan dengan orientasi etnosentris yakin dan menganggap konsumen akan mengikuti dirinya dan mengabaikan masalah yang dihadapi konsumennya. Salah satu contoh ketika perusahaan mobil Nissan memasarkan produknya di Amerika Serikat. Mobil tersebut ternyata sulit dihidupkan mesinnya pada waktu musim dingin. 

Berbeda halnya dengan perilaku pemilik mobil di Jepang yang menutupi mobil mereka dengan selimut di kala musim dingin, karenanya di Jepang tidak terjadi kesulitan ketika menghidupkan mobil. Tampaknya praktek dan perilaku pemilik mobil Nissan di Jepang ini diyakini akan dilakukan juga di Amerika Serikat. Berlawanan dengan orientasi etnosentris, adalah perusahaan yang berorientasi polisentris. 

Orientasi perusahaan ini secara meluas dipergunakan oleh banyak perusahaan setelah perang dunia ke II dalam bentuk perusahaan multinasional. Pola pandang seperti ini meyakini bahwa di setiap tempat akan bersifat unik dan berbeda. Karenanya semua cabang diharapkan untuk mengoperasikan dan mengembangkan bisnis mereka sendiri melalui strategi bisnis dan pemasaran sesuai dengan keunikan masing-masing tempat dimana mereka berada. 

Dengan demikian, berarti desentralisasi  cabang perusahaan berhak dan bebas sepenuhnya sebagai penguasa daerah memilih dan menerapkan mana yang terbaik bagi strategi bisnisnya. Kantor pusat hanya memberikan garis besar kebijakan bisnis secara umumnya menentukan struktur modal antara pusat dan lokal, serta mengendalikan keputusan bisnis penting lainnya dari kantor pusat. Sampai hari ini, bentuk orientasi bisnis dan pemasaran berorientasi polisentris masih sangat disukai. Pertanyaan saat ini, pola orientasi manakah yang efektif dipergunakan dalam era globalisasi masa kini?

Pemasaran global masa kini tampak mengalami pengembangan berorientasi ke arah regiosentris dan geosentris. Perusahaan ini disebut juga sebagai perusahaan global dan transnasional. Di sini perusahaan akan berusaha melakukan kombinasi atau sintesis terhadap kedua orientasi etnosentris dan polinosentris. 

Mereka diminta harus mampu melihat berbagai tempat di dunia. Dimanakah yang merupakan pasar potensial?. Berbagai pasar lokal di dunia akan selalu memiliki persamaan dan perbedaan yang harus mampu mereka identifikasikan. 

Selanjutnya, berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut mereka akan berusaha mencari dan menciptakan suatu strategi global terbaik namun dengan tetap memiliki rasa tanggung jawab terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen di pasar yang dituju.

3. Peraturan
Kita harus benar-benar memperhatikan peraturan setempat dalam hal ini. Mengapa? Contohnya adalah beberapa negara misalnya membatasi jumlah iklan yang dilancarkan dari suatu perusahaan dalam periode per jam. 

Maka hal ini dapat menghambat strategi pemasaran kita. Beberapa pasar luar negeri tidak mengizinkan kontes yang merupakan strategi sentral bagi perusahaan seperti www.iwon.com. Maka dari itu penting sekali mempertimbangkan perbedaan peraturan walaupun kecil karena ini dapat membantu atau merusak strategi kita.

 4. Gaya Komunikasi
Komunikasi berbeda dari suatu negara ke negara lain. Di Italia, misalnya orang membicarakan masalah keluarga dahulu sebelum berbicara bisnis. Tetapi kalau di Amerika, hal ini tidak menjadi masalah. Jadi berhati-hatilah, karena kalau tidak komunikasi pemasaran kita tidak akan efektif atau menyinggung calon kastemer.

5. Ekonomi
Pertumbuhan atau keadaan ekonomi membuat perilaku pasar pun berbeda, begitu juga perilaku membeli sangat berbeda-beda dari suatu negara. Contohnya, bila produk kita no. 1 di negara kita belum tentu nomor satu di negara lain. Hal ini terlihat seperti komputer lebih banyak di Amerika daripada di Eropa, namun handphone lebih banyak di Eropa daripada di Amerika.

Halnya pun sama seperti di Indonesia, mereka mengira dengan memberikan e-mail gratis pasti akan dikuasai oleh banyak pengunjung, padahal hal itu tidak menjamin. Karena ISP di Indonesia tidak gratis, mereka yang punya sambungan ISP pun akan diberikan e-mail gratis kecuali yang pakai koneksi telkom. Namun hal ini booming di Eropa dan Amerika karena koneksi ke internet gratis begitu juga pulsa lokal sangat murah bahkan gratis untuk hanya beberapa km saja di Amerika Serikat.

Pemasaran merupakan suatu disiplin universal
Dasar dari keberhasilan program pemasaran global adalah pemahaman yang mendalam akan disiplin pemasaran. Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi pada kesempatan dan kebutuhan lingkungan.

1. Konsep Pemasaran
Konsep baru pemasaran dan Empat ”P” yaitu Product, Price, Place, and Promotion.

2. Konsep Strategis Pemasaran
Konsep strategis pemasaran merupakan suatu perkembangan yang besar dalam sejarah pemikiran pemasaran, mengubah fokus pemasaran dari pelanggan atau produk ke pelanggan dalam konteks lingkungan eksternal yang lebih luas.

3. Tiga Prinsip Pemasaran
Inti dari pemasaran dapat diringkas dalam 3 prinsip dasar :
  1. mengidentifikasikan tujuan dan tugas pemasaran
  2. kenyataan persaingan dari pemasaran
  3. berbargai cara utama untuk mencapai 2 prinsip utama
4. Nilai Pelanggan dan Persamaan Nilai
Intisari pemasaran adalah menciptakan nilai pelanggan yang lebih besar daripada nilai yang diciptakan oleh pesaing. Persamaan nilai adalah sebagai berikut :

V = Nilai
B = Manfaat yang dirasakan
P = Harga

Seperti yang disarankan dalam persamaan ini, nilai untuk pelanggan dapat dinaikkan dengan memperluas atau memperbaiki produk dan atau manfaat jasa dengan menurunkan harga atau gabungan dari unsur ini.

5. Keunggulan Kompetitif atau Diferensial
Prinsip yang kedua adalah keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah penawaran total yang dihadapkan pada persaingan relevan yang lebih menarik pelanggan. Keunggulan tersebut dapat muncul dalan unsur apapun yang ditawarkan perusahaan melalui produk, harga, iklan dan promosi di tempat penjualan serta distribusi produk itu sendiri.

6. Fokus
Fokus atau konsentrasi perhatian  Fokus diperlukan untuk berhasil dalam tugas menciptakan nilai pelanggan pada keunggulan kompetitif. Fokus yang jelas pada kebutuhan dan keinginan pelanggan seta pada penawaran yang bersaing diperlukan untuk menggerakan usaha yang perlu untuk mempertahankan keunggulan yang membedakan.

Pemasaran Domestik Ke Pemasaran Global/Transnasional

1. Pemasaran Domestik
Pemasaran yang secara nyata ditunjukkan pada pasar dalam negeri disebut pemasaran domestik.

2. Pemasaran Ekspor
Adalah tahap pertama untuk menanggapi kesempatan pasar di luar negeri. Pemasar ekspor menjadikan pasar di luar negeri sebagai sasaran dan menggantungkan diri pada produksi dalam negeri untuk memasok pasar ini. Fokus dalam tahapan ini adalah memanfaatkan produk dan pengalaman dalam negeri.

3. Pemasaran Internasional
Bertindak lebih jauh lagi dari pemasaran ekspor dan menjadi lebih terlibat dalam lingkungan pemasaran dalam negara tempat perusahaan yang ingin melakukan bisnis.

4. Pemasaran Multinasional
Organisai pemasaran internasional mulai dengan memfokuskan pada memanfaatkan pengalaman dan produk perusahaan.
     
5. Pemasaran Global / Transnasional
Memfokuskan pada pemanfaatan asset, pengalaman, produk perusahaan secara global dan melakukan penyesuaian pada apa yang benar-benar unik dan berbeda dalam setiap negara. Konsep ini mengakui budaya universal dan perbedaan pasar yang unik.

Kekuatan Yang Mendorong Dan Yang Menghambat Bisnis Global

Kekuatan yang mendorong meliputi :
1. Kebutuhan Pasar
Budaya universal seperti perbedaan budaya terdapat unsur yang sama dalam sifat manusia yang menjadi dasar untuk menciptakan dan melayani pasar global.
Contoh : minuman ringan merupakan salah satu industri global yang terbesar yang sukses.

2. Teknologi
Professor Levitt menulis artikel ” kenyataan komersial yang baru munculnya pasar global untuk produk konsumen standar dalam skala yang belum pernah dibayangkan”. Ada kekuatan yang amat besar yang mendorong dunia ke arah menyatunya hal-hal yang sudah umum dan kekuatan itu adalah Teknologi. Teknologi menyederhanakan komunikasi, transpotasi dan perjalanan.

3. Biaya
Keseragaman dapat menurunkan biaya riset, rekayasa, desain, kreatif dan produksi di semua fungsi bisnis dari rekayasa sampai pemasaran dan administrasi.

4. Mutu
Volume global menghasilkan penerimaan dan mutu operasi yang lebih besar untuk mendukung mutu desai dan pembuatan.

5Komunikasi dan Transportasi
Revolusi informasi memberikan kontribusi pada berkembangnya pemasaran global.

6. Daya Tuas
Keunggulan yang dimilikinya karena perusahaan itu beroperasi secara simultan lebih dari satu pasar nasional. Sebuah perusahaan global dapat mengembangkan 5 tipe daya tuas :
  1. Transfer pengalaman
  2. Transfer sistem
  3. Penghematan skala
  4. Pendayagunaan Sumber daya
  5. Strategi global
Kekuatan yang menghambat meliputi :
1. Perbedaan Pasar
Dalam setiap kategori produk, perbedaan masih cukup banyak diantara batas negara dan budaya budaya yang memerlukan adaptasi dari beberapa unsur bauran pemasaran.

2. Sejarah
Sejarah merek dagang mungkin memerlukan strategi pemasaran khusus dan berbeda, serta di setiap negara perlu penentuan posisi tersendiri.

3. Kecalonan Manajemen
Dalam banyak hal, produk dan kategori merupakan calon untuk globalisasi, tetapi manajemen tidak dapat menangkap kesempatan tersebut.

4. Budaya Organisasi
Perusahaan global yang sukses adalah pemsar yang telah belajar cara memadukan visi global dan perspektif dengan insiatif dan masukan pasar lokal. Hal ini sulit dilakukan oleh perusahaan.

5. Kendali Nasional/ Hambatan untuk masuk suatu negara
Setiap negara melindungi perusahaan lokal dan kepentingannya dengan memegang kendali terhadap akses pasar dan jalan masuknya.

Korporasi Global/Transnasional
Korporasi global adalah organisasi yang telah bereaksi terhadap kekuatan yang mendorong, menghambat dan melandasi dunia.

Korporasi Global/Transnasional juga memiliki beberapa tahapan penting yaitu :
1. Tahap Satu: Domestik 
2. Tahap Dua: Internasional 
3. Tahap Tiga: Multinasional 
4. Tahap Empat: Global 
5. Tahap Lima: Transnasional
Tahap Satu : Domestik
1. Domestik dalam fokus, visi, dan operasi.
2. Fokus pada pasar domestik, pemasok domestik, dan pesaing domestik. 
3. Pegamatan lingkungan bersifat lokal.
4. “Bila tidak terjadi di negara ini, hal itu tidak akan terjadi” > Titanic Syndrom. 
5. Keputusan yang disadari Dapat berkembang menjadi tahap kedua perusahaan
variasi masuk pasar, produk, teknologi baru bukan penetrasi pasar internasional.
Tahap Dua : Internasional
1. Memperluas pemasaran, pabrik, dan kegiatan lain di luar negeri.
2. Tetap etnosentris (home country orientated).
3. Pengelompokan ke dalam divisi internasional.
4. Strategy of extension > fokus pada perluasan baruan pemasaran dalam negeri dan model bisnis.
5. Global development always begins in stage two.
6. “Merupakan kesalahan untuk mencoba secara simultan melakukan variasi ke dalam pelanggan baru dan
pasar produk/teknologi baru”.
Tahap Tiga : Multinasional
1. Menemukan bahwa pasar yang berbeda memerlukan beberapa penyesuaian/adaptasi meliputi 2 hal :
• Pertama kali Toyota memasuki pasar US tahun 1957 sebagai Toyopet.
• overpriced, underpowered, built like tanks”.
2. Tidak ada kata gagal, yang ada hanya “learning”.
3. Fokus multidomestik. 
4. Orientasi polisentrik.
5. Menyesuaikan bauran pemasaran domestik agar cocok dengan pilihan dan kebiasaan pasar internasional.
Tahap Empat : Global
1. Strategi pemasaran global atau sourcing strategy.
2. Focus globally and supply from domestic market. Contohnya yaitu :
                  •  Harley Davidson (perusahaan pemasaran global)
     Dirancang dan diproduksi di US, investasi di LN hanya pemasaran à pasar dunia dijadikan pasar
     sasaran.
3. Supply domestic market from global sources. Contohnya
                  •  Gap (perusahaan dengan pemasok global)
     Mencari pemasok produk di seluruh dunia tanpa mencoba utk membuat global semua fungsi organisasi
     kunci.
4. Memenangkan strategi bila perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan membatasi
    globalisasi dari nilai à harus memahami keterbatasan dari keunggulan bersaing (not too ambitious!)
Tahap Lima : Transnasional
1. Co: Caterpillar – memproduksi dan merakit di berbagai negara yang merupakan komponen dari berbagai
    negara dikirimkan ke tempat perakitan untuk kemudian dikirimkan ke pelanggan di pasar dunia.
2. Pengalaman dan pengetahuan disebarkan ke seluruh dunia. ContohColgate: riset kamera video
    konsumen “Dishwashing in France”.
3. Menyaring atau mengumpulkan informasi. Contohgrow or die’ – aspirasi bersifat global.
4. Fungsi kunci terpadu dengan dasar global (pemasaran, keuangan, R&D dan sebagainya).
5. Menyesuaikan produk dan bauran pemasaran jika perlu. ContohMercedes Benz.
6. Kreasi. ContohSony Walkman.

Sumber Daftar Pustaka :